Dalam Pertemuan Jaringan Nasional Penelitian HIV-AIDS Indonesia Tahun 2024 yang dihelat di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 6 Desember 2024, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Unsoed, Awan Pratama, S.IP paparkan Kajian Program berjudul Program BNN Masuk Sekolah dalam Mengurangi Risiko Penyalahgunaan Narkoba dan HIV-AIDS di Kalangan Remaja : Pendekatan Pentahelix di Kabupaten Purbalingga. Dr. Arizal Mutahir dan Luthfi Makhasin, Ph.D pun turut terlibat dalam riset program ini.
Dalam paparannya, Awan yang tengah menyusun Thesis ini menyampaikan bahwa partisipasi BNN Kabupaten Purbalingga dalam JPHIV 2024 mendasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 124 Tahun 2016 yang mengatur BNN sebagai anggota Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Oleh karena itu, kontribusi terhadap penanganan HIV-AIDS menjadi bagian integral dari pelaksanaan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Adapun temuan dan hasil kajian program mencakup hal berikut :
1. Klinik Pratama BNN Kabupaten Purbalingga sejak diresmikan pada 30 Januari 2019 terus berkontribusi dalam memberikan layanan terutama kepada kelompok rentan yaitu remaja (pelajar)
2. Bahwa penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Purbalingga diatur dalam Perda Nomor 9 Tahun 2018
3. Bahwa fasilitasi program P4GN di Kabupaten Purbalingga diatur dalam Perda Nomor 7 Tahun 2021
4. Program BNN Masuk sekolah sebagai inovasi layanan terpadu terhadap kelompok rentan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa program BNN Masuk Sekolah merupakan terobosan layanan terpadu yang meliputi aspek Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat dan Rehabilitasi.
Aspek pencegahan berupa pemberian informasi dan edukasi melalui inspektur dalam upacara bendera, sosialisasi P4GN dalam rangkaian kegiatan P5 atau kegiatan lainnya (diklat OSIS, Kemah Pramuka, Jumbara PMR dan sebagainya).
Aspek pemberdayaan masyarakat dapat berupa pembentukan satgas, relawan, kader, termasuk deteksi dini penyalahgunaan narkoba secara mandiri.
Aspek rehabilitasi berupa layanan rehabilitasi jemput bola (rehabilitasi atau on the spot) yang diawali dengan Skrinning Intervensi Lapangan (SIL). Layanan ini terbukti efektif meningkatkan enagement pihak sekolah untuk dapat memperluas aksesibilitas layanan rehabilitasi di kalangan pelajar. Disamping itu, keberhasilan klien dalam mengikuti layanan rehabilitasi juga lebih terjamin melalui program BNN Masuk Sekolah ini dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Artinya, pelajar yang mengikuti layanan rehabilitasi on the spot tetap dapat mengikuti pendidikan hingga selesai.
Sepanjang 2019 hingga 2024 setidaknya 60 klien dari kalangan pelajar telah mendapatkan layanan rehabilitasi.
Kajian ini juga menghadirkan fakta bahwa terdapat peningkatan partisipasi dari pihak sekolah untuk menjalin kerjasama dengan BNN Kabupaten Purbalingga yaitu 22 instansi pendidikan tingkat pertama dan menengah serta 99 instansi pendidikan tingkat dasar.
Artinya, program BNN Masuk Sekolah efektif dalam menggerakkan partisipasi sekolah untuk turutserta dalam penanganan narkoba dan risiko keterpaparan HIV-AIDS.
Pengurangan risiko keterpaparan HIV-AIDS melalui program BNN Masuk Sekolah ditekankan pada aspek penguatan karakter dan perilaku pelajar sekaligus sebagai bentuk hadirnya negara dalam memberikan perlindungan kepada warganya.